Desa Dalapuli |Dahi Supardi (60) berkerut ketika memolototi kemasan rokok U Mild di genggamannya. Sayu matanya tertuju pada foto leher manusia yg kulitnya tampak keriput, lebam & bolong di tengah.
Di bawah gambar itu menempel rangkaian huruf membentuk kalimat yg membuat degup jantung Supardi berdetak kencang : “Merokok sebabkan kanker tenggorokan”.
Pagi itu, di awal tahun 2019, Supardi yg hanya nama samaran duduk di teras rumahnya di Desa Dalapuli, Kecamatan Pinogaluman, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Dia sedang menikmati sejuknya suasana dgn mengenakan sarung & kaus dalam sambil ditemani secangkir kopi hangat buatan sang istri. Di benak Supardi, belum sempurna hidup ini bila kopi hitam kental di depanya tanpa pendamping rokok.
“Akh.., ini gambar kase-kase tako. Yg betul itu berhenti merokok membunuh petani cengkeh,” celetuk Supardi lantas mengeluarkan sebatang rokok, meraba-rabanya, menciumnya & sejurus kemudian membakar ujung rokoknya.
“hufffff… huffff,” Supardi menyemburkan asap tebal menunjukkan sikapnya yg masa bodoh dgn iklan peringatan pemerintah tentang bahaya rokok.
Belum setengah rokok di tangan Supardi terhisap, tiba-tiba rombongan orang berseragam olahraga melintas di depan matanya. Mereka berjalan dgn sesekali berteriak pada slogan pola hidup bersih & sehat. Supardi menjadi gugup ketika dua orang dari mereka ternyata berbelok ke rumahnya.
“Mari, pak,” ucap Supardi, menyambut sambil menggulung sarungnya yg mulai lepas. Rupanya yg datang petugas Puskesmas.
Supardi mendapatkan edukasi tentang pola hidup sehat : makan bergizi-seimbang, rutin berolahraga, jaga stres & berhenti merokok. Mendengar itu, segera saja Supardi mengulek-ulek rokok kedalam asbak kaca di atas meja, lalu menyimpan bungkusan rokok di dalam sarungnya. Petugas Puskesmas pun segera pamit.
Apa yg diperoleh Supardi merupakan ilustrasi kiat ‘jemput bola’ yg digalakkan dalam gerakan masyarakat hidup sehat (Germas) di Dalapuli. Pemerintah daerah, petugas kesehatan & seluruh stakeholder terkait giat memberikan pembinaan Germas, juga mengajak masyarakat senantiasa membiasakan diri disiplin menjaga kebersihan rumah & lingkungan.
Mengusung konsep kolaboratif, program kampanye pola hidup bersih & sehat (PHBS) di desa ini terus digulirkan. Support terhadap kegiatan ini juga dilakukan lewat pembiayaan dana desa sebesar 30 persen per tahunnya.
Karena kiat-kiat itu pula, Dalapuli sukses menjadi desa binaan percontohan pengembangan sektor kesehatan & mendapat pengakuan dari pemerintah pusat.
Dalapuli berhasil mendaki juara dalam kompetisi PHBS yg digelar secara berjenjang dalam momen Hari Keluarga Nasional (Harganas). Dalapuli sebagai wakil Bolmut di tahun ini meraih juara I untuk level nominasi penghargaan Pakarti Madya.
Wakil dari sejumlah daerah-daerah ternama di Indonesia seperti Bali & Jambi mampu dikalahkan. Penghargaan untuk Dalapuli diserahkan Ketum TP PKK Pusat Erni Guntarti Tjahjo Kumolo di Kota Banjar Baru, Kalimantan Selatan, Kamis 4 Juli 2019.
Matahari pun mulai meninggi. Satu jam setelah kepergian petugas Puskesmas, Supardi kembali ke depan teras rumah & melanjutkan nikmatnya kopi hitam yg sudah dingin karena lupa ditutupnya.
Supardi memasang lagi sebatang rokok, tetapi kali ini dgn niat berbeda. Supardi melamun dalam hembusan asap rokok & coba meneguhkan tekad, kali ini merokok yg terakhir. Semakin kuat niat Supardi, tanpa terasa setengah bungkus rokok di depannya habis disedot 😀
Facebook’s Fan Page | Lintas Peristiwa Bolmut